Senin, 12 Mei 2008

Sistem Komunikasi Data

SISTEM KOMUNIKASI DATA

VPN atau Virtual Private Network adalah suatu jaringan private yang mempergunakan sarana jaringan komunikasi publik (dalam hal ini Internet) dengan memakai tunnelling protocol dan prosedur pengamanan. Dengan memakai jaringan publik yang ada, dalam hal ini Internet, maka biaya pengembangan yang dikeluarkan akan jauh relatif lebih murah daripada harus membangun sebuah jaringan internasional tertutup sendiri.

Namun pemakaian Internet sebagai sarana jaringan publik juga mengandung resiko, karena Internet terbuka untuk umum, maka masalah kerahasiaan dan authentifikasi atas data yang dikirim pun juga terbuka. Oleh karenanya VPN menjaminnya dengan penerapan enkripsi data. Sebelum dikirimkan, terlebih dahulu data akan dienkripsikan untuk mengurangi resiko pembacaan dan pembajakan data di jalan oleh pihak yang tidak terkait. Setelah sampai ke alamat tujuan, maka data tersebut akan di-deskripsikan ulang sehingga bentuk informasi dapat kembali menjadi seperti sedia kala. Selain memakai metode pengamanan enkripsi-deskripsi, VPN masih memakai kriptografi lainnya untuk mendukung pengamanan data.

GPRS (General Packet Radio Services) adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD.Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data) yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), dan penelusuran (browsing) Internet. Layanan GPRS dipasang pada jenis ponsel tipe GSM dan IS-136, walaupun jaringaan GPRS saat ini terpisah dari GSM. Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer, notebook dan handheld computer.

Kebutuhan komunikasi informasi yang semakin mobile dan tidak terbatas ruang dan waktu pun semakin mendesak. Salah satu solusi komunikasi informasi yang saat ini dipandang sebagai salah satu solusi terbaik adalah Unified Communications.Unified Communications sebagai salah satu solusi permasalahan komunikasi informasi dalam sebuah perusahaan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas usaha, pelayanan konsumen maupun efektifitas fasilitas kerja yang mobile bagi karyawan.

Unified Communications sendiri mempunyai pengertian sebagai sebuah teknologi sistem komunikasi berbasis IP (Internet Protocol) yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai cara komunikasi, mulai dari telepon, fax, email, SMS, hingga audio/video conference ke dalam suatu wadah perangkat sentral.Dengan memakai Unified Communications, seorang karyawan atau pengguna dapat dengan mudah dilihat visibilitas-nya, apakah sedang dapat dihubungi atau tidak, hingga dengan cara apa yang terbaik untuk menghubunginya, semua dapat dilihat dengan mempergunakan Unified Communications.

Sesuai dengan namanya, melalui metode terintegrasi (unified), Unified Communications akan menyatukan seluruh perangkat komunikasi yang ada. Selanjutnya akses komunikasi dan informasi dapat dilakukan dengan hanya mempergunakan satu aplikasi antarmuka. Melalui cara ini, pengguna dapat melakukan panggilan via telepon sekaligus membaca email melalui satu aplikasi yang sama.

Dengan mengarahkan seluruh perangkat komunikasi ke perangkat sentral, maka semua penggunanya dapat dengan leluasa mengakses dari manapun, dengan cara apapun, baik melalui PDA, laptop, ponsel maupun PC masing-masing pengguna. Ini tentunya sangat bermanfaat dalam mengurangi kompleksitas dari perangkat komunikasi yang dipergunakan. Selain itu juga dari sudut pandang perusahaan, tentunya pemakaian Unified Communications ini juga sangat efektif dalam menekan angka investasi terhadap pemakaian berbagai macam alat komunikasi yang berbagai macam dan terpisah.

Tidak diragukan, Unified Communications dapat membawa sebuah solusi bagi pemecahan masalah komunikasi informasi di berbagai bidang usaha yang ada. Dengan kemudahan akses komunikasi informasi ini tentunya diharapkan produktifitas dan efektifitas kerja perusahaan juga akan terdongkrak dengan sendirinya.(dna)
Referensi

Minggu, 23 Maret 2008

Dampak Negatif dan positif Model pembelajaran e-learning


Model pembelajaran e-learning
PENDAHULUAN
Ditengah maraknya pengaruh globalisasi yaitu salah satunya dengan ditandainya perkembangan teknologi yang sangat cepat..salah satu diantaranya ialah adanya peralatan elektronik yang dapat mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan, kita ambil contoh saja seperti HP, alat ini sekarang dipergunakan orang untuk berkomunikasi jarak jauh, dan juga saat ini yang sedang ngetren adalah dunia internet dimana seseorang bias menjelajah dunia maya tanpa harus pergi keluar negeri dan tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak..kemajuan teknologi ini juga mempengaruhi dunia pendidikan yaitu sekarang yang sedang marak adalah pembelajaran dengan model e-learning.
Apakah e-learning itu???
Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang
pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,
atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada
pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang
dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga
(2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai
hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah "e"
atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk
segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet.
(Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah
sebahagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan
secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada
waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui
media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus
menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam
bidangnya.
Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas
‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran
‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan
bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan
‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.
Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi
dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 19961). Masih ditahun yang sama
dibentuk Asian Internet Interconnections Initiatives (www.ai3.itb.ac.id/indonesia).
Jaringan yang dikoordinir oleh ITB ini bertujuan untuk pengenalan dan
pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan
backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasific bersama-sama
perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan informasi
internet yang meliputi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan
ekonomi. Hingga kini sudah ada 21 lembaga pendidikan tinggi (negeri dan swasta),
lembaga riset nasional, serta instansi terkait yang telah bergabung.
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di
Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang. Misalnya tahun 2001
didirikan universitas maya Indonesia Bangkit University Teledukasi (IBUTeledukasi)
bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak Malaysia, beberapa PT juga
menawarkan program on-line course misalnya (www.petra.ac.id). Universitas
Terbuka mengembangkan on-line tutorial (www.ut.ac.id/indonesia/tutorial.htm),
Indonesia Digital Library Network mengembangkan perpustakaan elektronik
(www.idln.itb.ac.id), dan lain-lain.
Pemanfaatan e-learning khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran
apakah itu virtual library atau virtual campus, tidak semuanya menggunakan elearning
100%. Yang sering dijumpai adalah sebagian e-learning dan sebagian masih
dilaksanakan dengan tatap muka
Model pembelajaran e-learning ini memang bagus sebagai salah satu alternatif agar siswa diajarkan lebih aktif dalam mengikuti npelajaran,diajarkan mandiri,dll. namun kita tidak bisa memungkira bahwa model pembelajaran ini selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan yakni:
Internet menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga hal dampak
positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun
di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
Peserta didik dapat dengan mudah belajar pada para ahli di bidang
yang diminatinya.
Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia
tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar.
Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih
dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya.
Menurut pendapat Budi Rahardjo (2002). Manfaat internet bagi pendidikan
adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan
sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan
on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah.
Akses kepada nara sumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara
fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk
melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.
Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik,
19963). Studi lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST),
"bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif terhadap
hasil belajar peserta didik".
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam,
1997), antara lain :
Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses belajar dan mengajar.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT.
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan
internet.
9)Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Pendapat Budi Rahardjo (2002) tentang kelemahan internet sebagai media
pendidikan yaitu infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana,
dan budaya baca kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan
model pembelajaran melalui internet.
Hal ini mungkin bisa diatasi dengan jalan:
(a). Penggunaan internet dijadikan suatu kebutuhan untuk
mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari,
(b). Disediakanya fasilitas jaringan
(Internet infrastructure) and koneksi internet (Internet Connections),
(c). Disediakannya piranti lunak pembelajaran (management course tools),
(d). Diberikan Keterampilan menguasai tekhnologi.
(e). Adanya Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan internet tersebut.

Akibat negatif
Walaupun awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Misalnya, kemajuan teknologi printer dan copier berwarna dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memalsukan dokumen maupun uang kertas.
Kemajuan teknologi telekomunikasi digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk kegiatan terorisme. Kemajuan teknologi nuklir digunakan untuk perang, dan lainnya.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pemasok dan/atau pengguna teknologi tersebut.
Di Indonesia, dalam setahun terakhir saja kita masih ingat beberapa peraturan bertujuan mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi ini. Tahun lalu pemerintah mewajibkan setiap pengguna telepon seluler prabayar mendaftarkan diri kepada operator telekomunikasi.
Juga tahun lalu, pemerintah mengeluarkan peraturan mewajibkan pengguna produk-produk pengganda (copier) dan pencetak (printer) berwarna untuk didaftarkan, ditandai dengan penempelan stiker. Kedua peraturan di atas dimaksudkan mencegah dan mengurangi penggunaan teknologi untuk tindak kriminal.
Untuk penerapan peraturan yang pertama, pemerintah bekerja sama dengan operator telepon seluler. Operator seluler, melalui berbagai media komunikasi, meminta pelanggannya untuk mendaftarkan diri dengan berbagai pilihan, termasuk dengan mengirimkan SMS.
Dengan demikian, dapat dipastikan setiap pengguna ponsel prabayar mengetahui peraturan tersebut dan tahu cara mendaftarkannya. Pendaftarannya sangat mudah, hanya melalui SMS gratis, jadi tidak ada biaya bagi pelanggan telepon seluler.





Minggu, 02 Maret 2008

Teknologi Pengolahan Sampah


Email this article! Print this article!

Pernah mendengan PLTSa? Pembangkit Listrik Tenaga Sampah? Suatu isu yang sedang hangat dibicarakan di Kota Bandung, sebuah kota besar di Indonesa yang beberapa waktu yang lalu pernah heboh karena keberadaan sampah yang merayap bahkan hingga badan jalan-jalan utamanya. Jangankan jalan utama, saat Anda memasuki Bandung menuju flyover Pasupati, Anda pasti akan disambut dengan segunduk besar sampah yang hampir menutupi setengah badan jalan. Itu dulu. Sekarang, Kota Bandung sudah kembali menjadi sedia kala dan solusi PLTSa-lah yang sedang diperdebatkan.

Tujuan akhir dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. PLTSa yang sedang diperdebatkan untuk dibangun di Bandung menggunakan proses thermal sebagai proses konversinya. Pada kedua proses tersebut, hasil proses dapat langsung dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di antara keduanya ialah proses biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian dibarak untuk menghasilkan tenaga yang akan menggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermal menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.

Proses Konversi Thermal

Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalam sampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa contoh insinerator ialah open burning, single chamber, open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, dan fluidized bed incinerator.

Incinerator
Incinerator. Sebuah ilustrasi bagian-bagian dalam sebuah incinerator.

Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.

Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.

Proses Konversi Biologis

Proses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas) atau tanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut berupa gas methane yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.

Modern Landfill
Modern Landfill. Konsep landfill seperti di atas ialah sebuah konsep landfill modern yang di dalamnya terdapat suatu sistem pengolahan produk buangan yang baik.

Landfill ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate). Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal - proses aerobik) dan menghasilkan gas methane (pada proses anaerobiknya). Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi.

Pemilihan Teknologi

Tujuan suatu sitem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal. Untuk melakukan pemilihan alur konversi sampah diperlukan adanya informasi tentang karakter sampah, karakter teknis teknologi konversi yang ada, karakter pasar dari produk pengolahan, implikasi lingkungan dan sistem, persyaratan lingkungan, dan yang pasti: keekonomian.

Kembali ke Bandung. Kira-kira teknologi mana yang tepat sebagai solusi pengolahan sampah menjadi bahan berguna? Apakah PLTSa sudah merupakan teknologi yang tepat??